Orang-orang bersenjata tak dikenal menembak mati tujuh anggota keluarga yang sama, termasuk tiga anak-anak, dalam pembunuhan bergaya eksekusi di rumah mereka di pedesaan Afrika Selatan, kata polisi pada hari Kamis.
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun termasuk di antara mereka yang tewas dalam penembakan di sebuah rumah di provinsi KwaZulu-Natal bagian timur pada Rabu malam, kata polisi. Korban tertua adalah seorang wanita berusia sekitar 55 tahun, kata mereka.
Motif serangan di daerah Highflats, sekitar 50 mil barat laut kota pesisir Durban, belum diketahui.
“Kami sebagai polisi yakin bahwa itu adalah eksekusi. Itu adalah pembunuhan yang direncanakan,” kata komisaris polisi provinsi Nhlanhla Mkhwanazi kepada wartawan di luar rumah.
Beberapa korban tampaknya ditembak di kepala saat tergeletak di lantai, katanya. “Total ada sekitar 25 peluru yang digunakan.”
Para pria bersenjata itu menyerbu ke dalam rumah saat keluarga itu sedang menonton televisi, kata para pejabat. Mereka menyuruh salah satu anggota keluarga, yang berada di luar rumah, mengetuk pintu lalu melepaskan tembakan begitu pintu dibuka, kata polisi.
“Polisi tidak akan pernah beristirahat sampai orang atau orang-orang di balik penembakan massal tersebut ditangkap,” kata Mkhwanazi, yang mendesak siapa pun yang memiliki informasi untuk menghubungi polisi.
Afrika Selatan memiliki salah satu tingkat pembunuhan per kapita tertinggi di dunia pada masa damai. Hampir 6.200 orang dibunuh di negara itu antara April dan Juni, menurut data kepolisian yang dirilis pada bulan Agustus.
Setiap hari, 34 orang terbunuh oleh senjata api di Afrika Selatan, menurut Gun Free South Africa, sebuah lembaga nirlaba yang mengadvokasi pengurangan kekerasan senjata.
Pada bulan April, bintang sepak bola Luke Fleurs ditembak mati saat mengisi bahan bakar mobilnya di sebuah pom bensin di Afrika Selatan. Enam tersangka ditangkap.
Tahun lalu, 10 anggota keluarga yang sama — termasuk seorang anak berusia 13 tahun — tewas dalam penembakan massal di rumah mereka di Afrika Selatan.