Mantan suami wanita terkaya Rusia dan CEO raksasa ritel Wildberries ditangkap pada hari Kamis dan didakwa dengan beberapa kejahatan termasuk pembunuhan, sehari setelah serangan bersenjata mematikan di kantor pusat perusahaan di Moskow.
Miliarder Tatyana Bakalchuk merilis pesan penuh air mata sehari sebelumnya, mengatakan suaminya Vladislav Bakalchuk, yang saat ini sedang diceraikannya, memimpin penggerebekan bersenjata ke kantor Wildberries.
Pengacara Vladislav Bakalchuk mengatakan dalam sebuah pesan di halaman media sosialnya bahwa ia “ditahan selama 48 jam” dan didakwa dengan pembunuhan, percobaan pembunuhan, penyerangan terhadap petugas penegak hukum, dan main hakim sendiri.
Dua orang, termasuk seorang penjaga keamanan, tewas dalam penembakan di kantor tersebut, yang terletak beberapa jalan dari Kremlin.
Peristiwa itu terjadi beberapa minggu setelah perusahaan menyelesaikan kesepakatan merger yang dikritik Vladislav dan pemimpin kuat Chechnya Ramzan Kadyrov berjanji untuk menghentikannya.
Pengacara Vladislav mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan menuju “pertemuan yang telah disepakati sebelumnya untuk menyelesaikan konflik perusahaan.” Vladislav menuduh bahwa staf di kantor tersebut yang melepaskan tembakan pertama, kantor berita Reuters melaporkan.
Namun Bakalchuk menyebut klaim suaminya “tidak masuk akal” dan mengatakan “tidak ada seorang pun yang menyetujui negosiasi apa pun.”
“Vladislav, apa yang sedang kamu lakukan? Bagaimana kamu akan terlihat di mata orang tuamu dan anak-anak kita?”
Wildberries adalah pengecer daring terbesar di Rusia. Tatyana Bakalchuk mendirikan perusahaan tersebut pada tahun 2004, mengembangkannya dari penjual pakaian daring menjadi pasar utama bagi banyak produk lainnya, Reuters melaporkan.
Menurut Indeks Miliarder Bloomberg pada tahun 2021, dia adalah Wanita terkaya ke 40 di dunia dan menjadi miliarder wanita pertama yang merintis usahanya sendiri dari Rusia.
Tatyana Bakalchuk merupakan pemilik mayoritas perusahaan, sementara mantan suaminya memegang satu persen saham.